Senin, 07 Januari 2013

Balada OB dan Uang Rp 100 Juta

KEJUJURAN Agus Chaerudin (35) patut diacungi jempol. Office Boy (OB) di Bank Syariah Mandiri, Bekasi ini menemukan uang Rp100 juta di tempat sampah kantornya. Dia tidak mengambilnya tetapi memilih mengembalikannya. “Allah Maha Melihat,” kata Agus.

Agus, ayah tiga anak yang masih tinggal bersama mertua ini mengaku, orang tuanya selalu mengajarinya untuk tak menjadi pencuri. Kejujuran harus diutamakan. Orang tua Agus juga seorang pegawai rendahan di salah satu bank. “Saya inget wejangan orang tua. Jangan mencuri, orang jujur tak akan ketuker. Kalau intan dikubur di sebuah tanah tetap akan menjadi intan,” kata Agus saat ditemui di kantornya di di Bank Syariah Mandiri di Kantor Cabang Pembantu, Kalimalang di Plaza Duta Permai, Jakasampurna, Bekasi.
Tapi karena penghasilan pas-pasan dan ada enam orang anak, Agus sebagai si sulung memilih tak kuliah dan bekerja. “Saya pernah jadi tukang parkir, tukang jamu, tukang cuci piring. Yang penting halal,” terang Agus.
“Kisah yang saya kagumi Umar bin Khattab,” terang Agus.
Agus mengaku pernah membaca kisah Umar Bin Khattab kala menjadi khalifah. Sahabat nabi itu amat mengutamakan kesederhanaan dan kejujuran. ”Khalifah Umar bahkan hanya mempunyai dua helai pakaian,” cerita Agus sambil menitikkan air mata.
Yang dia kagumi, bahkan Umar tak mau memakai fasilitas negara kala berbicara dengan anaknya. Agus menukilkan kisah Umar yang memadamkan lampu ketika berbincang dengan anaknya. Lampu dimatikan karena menggunakan uang negara, sedang berbicara dengan anak urusan pribadi.
“Saya berharap ada pemimpin seperti Umar,” tutur Agus yang sudah bekerja 3 tahun dengan gaji sebulan Rp2,2 juta ini.
Agus menemukan uang itu pada bulan Ramadan, 4 Agustus lalu. Saat itu hari sudah sore, kantor sudah sepi. Kala itu, seperti biasa dia membereskan kantor sebelum pulang. Sebenarnya bisa saja dia mengambil uang yang tergeletak begitu saja di tempat sampah. Di bank itu pun hanya tinggal dia dan satpam. Tak ada yang tahu soal uang yang sudah terbuang itu.
“Itu bukan rezeki saya Mas, itu hak kantor. Allah Maha Melihat, Maha Mengetahui. Itu hak Bank Syariah Mandiri. Yang menjadi rezeki saya, apa yang saya lihat, apa yang saya dengar apa yang saya hirup itu rezeki,” jelas Agus yang bercerita sambil gemetar ini.
Di tempat sampah dia menemukan uang pecahan Rp100 ribu dalam 10 bundel. Agus tak berani menyentuh uang itu. Dia lalu memanggil satpam.
Satpam kemudian melaporkan kepada staf bank. Uang dihitung dan ada Rp100 juta. Uang itu bukan milik nasabah, tetapi milik bank. Uang itu tercecer karena ketidakhati-hatian seorang teller.
Karena kejujurannya, Agus diberi hadiah Rp1,75 juta dan piagam. Agus bersyukur atas hadiah itu. “Saya mah sudah alhamdulillah, bisa bekerja saja di sini saya sudah bersyukur,” terangnya.
Agus mengaku, hidupnya dia serahkan kepada Tuhan. Termasuk soal istrinya Elis yang mengajar mengaji di lingkungan rumahnya di Pondok Gede. Agus masih menumpang di rumah mertuanya.
“Saya juga minta istri agar tidak memungut biaya kepada anak-anak yang belajar mengaji,” cerita Agus.
Keinginan Agus Chaeruddin (35) untuk berangkat ke Tanah Suci akhirnya terwujud. PKS turut menghadiahinya Umroh bersama keluarga sebagai apresiasi atas kejujurannya.
"Saudara Agus dan isterinya akan kita berangkatkan untuk naik Haji kecil dulu (Umroh) sebagai penghargaan kami atas kejujurannya," kata Presiden PKS Lufhti Hasan Ishaaq, di Kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (1/1/2012).
Luthfi menerangkan, hadiah tersebut merupakan langkah awal karena pendaftaran calon haji di bulan Januari sudah terlambat dan bisa mengakibatkan Agus dan isterinya, Elis Nur Jamilah (34), hanya akan mengisi daftar tunggu. Agar keinginan Agus lebih cepat menjadi kenyataan, ia lebih dahulu diberangkatkan Umroh. Menanggapi hadiah yang tak disangka-sangka itu, Agus menyampaikan rasa terima kasihnya. Agus menjelaskan, kejujuran yang dimilikinya merupakan wujud dari pendidikan dan arahan yang selalu diterima dari orangtuanya.
"Kalau pulang ke Garut, saya selalu mencuci kaki orangtua. Saya katakan, saya belum bisa memenuhi harapan orangtua karena bertahun-tahun hanya menjadi OB," tutur Agus.
Mendengar ungkapan Agus, Presiden PKS pun tersentuh untuk menambah jatah Umroh bagi keluarga Agus. Ia terlebih dahulu memberikan tawaran kepada Agus untuk mengajak ayah, ibu, atau isterinya ke Tanah Suci. Agus pun memilih mengajak ayahnya. Namun, jawaban yang diberikan Presiden PKS di luar dugaan Agus dan isterinya.
"Kita berangkatkan dua-duanya. Jadi, Agus, isteri, dan kedua orangtuanya kita berangkatkan Umroh," ujar Luthfi. (Sumber detik.com, Kompas, radar bekasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar